BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu
pengetahuan tentang biologi molekuler mengalami perkembangan yang sangat pesat,
hanya kurang dari 60 tahun saja, sejak
struktur DNA Doble helix di temukan oleh watsen dan crick (1953), yang
disebut-sebut sebagai fondasi berkembangnya ilmu biologi melekuler.
Perkembangan biologi molekuler berkembang pesat mulai tahun 70-an karena
isolasi DNA dan manipulasi DNA berhasil dilakukan.
Pada
era 1980-an, perkembangan biologi molekuler mulai mengarah ke dunia kesehatan
sehingga gen-gen yang berkaitan dengan kesehatan, perkembangan dan pertumbuhan
banyak yang berhasil di deskripsikan. Penemua penting yang tecatat di dalamnya adalah penemuan
isulin (1982), pengembangan metode Polimerase
Chain Reaction (PCR) di temukan, yang memungkinkan menggandaan DNA dalam
jumlah yang sangat sedikit (1985), pada tahun itu pula telah di temukan tehnik DNA finger printing. Pada tahun 1986,
teknik sequencing DNA ditemukan, dengan penemuan tersebut rancangan-rancangan
besar berpunculan, termasuk gagasan untuk mengisolasi seluruh DNA yang berada
pada manusia (Human Genome Project),
Penelitian HGP resmi diluncurkan
pada tahun 1990, dan selesai pada feburari 2001 (belum di analisis), analsis
hasil HGP resmi di umumkan pada tahun 2003, yang dilaksanakan sekaligus untuk
memperingati 50 tahun di temukan structure DNA. Selama itu pula genom dari
beberapa makhluk hidup dan rekayasa genetika mulai di lakukan. Pada tahun 1995,
genom dari H. Influenza (virus) telah
selesai, menyusul berikutnya S. Cereviceae (yeast) (1996), C. elegan (Worm) (1997), Drosophyla
(fruit fly) (2000), tikus (2002), yang selanjutnya makhluk hidup tersebut
sering digunakan sebagai hewan percobaan. Penemuan penting lainnya yaitu berhasil
di klonnya hewan tingkat tinggi (Domba Dolly) pada tahun 1997.
Memasuki era 2000-an, pengetahuan mengenai biologi molekuler
bergeser kedalam pemahaman sifat di dalam sel, pemahaman ini sudah di mulai
pada pertenggahan 1990-an, akan tetapi baru popular pada era 20-an. Sifat-sifat
yang di kaji mencakup bagaimana interaksi di dalam sel sehingga dapet
teroganisir rapi sehingga dapat melakukan aktivitas sel, bagaiaman suatu gen
dapat di transkripsi, bagaimana proses activator dan inhibitor itu berjalan dan
lain sebagainya. Pada makalah ini akan dibahas perkembangan biologi dari bidang
biokimia yang menerima penghargaan nobel pada 10 Oktober lalu, yaitu Robert
Lefkowitz dan Brian Kobilka, yang menemukan struktur dari G Protein-Coupled
Receptors, yang berperan sangat penting dalam dunia pengobatan.
BAB II
PEMBAHASAN
Tubuh kita merupakan sistem
fine-tuned dari interaksi antara miliaran sel. Setiap sel memiliki reseptor
kecil yang memungkinkan untuk merasakan lingkungannya, sehingga dapat
beradaptasi dengan situtations baru. Pada tanggal 10 Oktober lalu, Robert
Lefkowitz dan Brian Kobilka menerima Penghargaan Nobel dalam bidang Kimia untuk
penemuannya yang mengungkapkan bagaimana reseptor G-protein-coupled bekerja.
Penemuan mereka mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang selama ini menjadi tembok penhalang di dunia medis, diantaranya:
1. Bagaimana
ini dicapai pada tingkat molekuler?
2. Molekul
apa yang berperan dan bagaimana molekul ini mengirim pesan?
3. Bagaimana
mereka membedakan antara berbagai jenis sinyal?
4. Bagaimana
sinyal diatur?
Untuk memberikan jawaban tersebut,
peneliti diperlukan untuk mengidentifikasi komponen molekul dari signaling dan memahami
bagaimana mereka bekerja dan penyelidikan biokimia, biofisik dan struktural. Uji
coba mengenai pemahaman kinerja G Protein-Coupled Receptors sebenarnya sudah di
muai sejak 40 tahun yang lalu, akan tetapi baru beberapa tahun ini dapat dijelaskan
dengan jelas oleh Robert Lefkowitz dan Brian Kobilka, kedua orang ini mampu
menjelaskan secara mendetail bagaimana, stimulus dari luar sel dapat
mempengaruhi kinerja di dalam sel seperti halnya sel-sel khusus yang bertugas
untuk menjadi alat indra. Menurut Robert Lefkowitz dan Brian Kobilka ransangan
itu sama dengan yang dimiliki oleh sebuah sel dan cara bekerjana hamper sama
dengan sel-sel kompleks yang dimiliki oleh retina yang digunakan untuk
menangkap rangsang cahaya, atau sel-sel khusus pada hidung yang digunakan untuk
menangkap bau. Dan pada kenyatannya separoh obat yang ada didunia ini bekerja
seperti itu, sehingga hal inilah yang menjadi pondasi penting untuk dunia
kesehatan.
A. Sejarah penemuan G-protein -Coupled
Receptors
Pada akhir abad ke 19, ketika
ilmuan mulai mengujicobakan effek adrenalin pada tubuh, mereka menemukan bahwa
ini membuat detak jantung menjadi lebih tinggi dan tekanan darah meningkat dan
juga merelaksasi pupil. Karena mereka menganggap bawasannya adrenalin bekerja
memalalui sel saraf di tubuh. Untuk membuktikan hasil tersebut mereka
melumpuhkan system syaraf hewan di labolatorium. Akan tetapi hasil perlakuan
menunjukkan efek dari adrenalin tersebut masih ada, sehingga dapat disimpulkan
bahwa sel pasti mempunyai reseptor yang mampu mengenali substansi kimia, baik
berupa hormone, racun atau obat-obatan diluar lingkungan mereka.
Akan tetapi ketika para ilmuan dihadapkan
dengan reseptor ini, mereka selalu menemui jalan buntu. Mereka ingin mengetahui
reseptor apa yang ada dan bagaimana mereka mengirimkan sinyal kepada susunan sel
yang kompleks. Adrenalin mengatur pada daerah luar sel, dan dapat mengatur
untuk mengubah metabolism. Setiap sel memiliki dinding: suatu membran yang merupakan
molekul lemak yang memisahkan antara lingkungan dalam dengan lingkungan luar
sel, bagaimana signal tesebut bisa melewat dinding sel? Dan bagaimana sel dapat
mengetahui apa yang terjadi di lingkungan luar?
Reseptor ini belum teridentifikasi
selama beberapa decade. Selain percobaan ini, para ilmuan juga mengembankan
obat-obatan yang secara spesifik bekerja memalui reseptor ini. Pada tahun
40-an, seorang ilmuan dari amerikan Raymond Ahlquist mengujicobakan bagamana
reaksi organ untuk beberapa substansi yang mirip dengan adrenalin, percobaannya
berujung pada kesimpulan pasti ada dua reseptor adrenalin yang berbeda untuk
adrenalin, satu untuk konstraksi otot polos dan yang lainnya untuk menstimulus
jantung, dia menyebutkan reseptor tersebut alpha
dan beta, segera setelah ini para
ilmuan menemukan penghambat beta yang sekarang ini digunakan sebagai obat
jantung, karena tidak mungkin ada satu zat yang mampu mempengaruhi keseluruhan
kinerja tubuh.
Pada tahun 1980-an¸ Lefkowitz
bersama kelompok penelitinya mencoba untuk menemukan gen yang mengkode reseptor
ini, dengan harapan, gen yang merupakan
blueprint ini apabila diisolasi dapat memberi gambaran bagaimana reseptor ini
bekerja. Pada waktu yang sama Lefkowitz bekerja sama dengan doctor muda, Brian
Kobilka.
Kobilka dalam hal ini tertarik untuk mencari gen yang
sejak tahun 1980-an menjadi misteri. kobilka memiliki ide yang sangat cemerlang
pada saat itu yang dapat memungkinkan untuk mengisolasi gen, yaitu dengan
mempelajari reseptor, yang mana reseptor tersebut yang memiliki tujuh bentukan
memanjang dan sisi hidrofobik yang berbentuk spiral yang disebut sebagai
helices, Ini memberitahu para ilmuwan bahwa reseptor mungkin angin jalan
bolak-balik melalui dinding sel tujuh kali.
Struktur ini sama dengan reseptor
yang ada pada retina mata manusia, maka dengan anggapan ini maka timbullah ide
dimungkinkannya dua reseptor ini berhubungan, meskipun keduanya memiliki fungsi
yang sangat berbeda. Sepanjang pencarian ini R. Lefkowitz besama Kobilka telah
menemukan lebih dari 30 protein reseptor lainnya yang bekerja dengan G-protein,
dan pada akhirnya dapat disimpulkan, “Ada
beberapa reseptor yang sangat mirip dan memiliki yang sama dalam bekerjanya”.
Sejak ditemukannya dasar yang menjadi kunci dari
semua permasalahan, tabir misteri reseptor GPCRs sedikit-demi sedikit mulai
dapat dijelaskan, bagaimana GPCRs bekerja pada tingkat molecular. Sampai
akhirnya mereka utarakan pada tahun 2011 lalu.
B.
G Protein-Coupled Receptors: Structural Dynamics and
Functional Implications
Setelah sekitar 20-an tahun mereka
mempelajari bagaimana untuk memurnikan dan menangain βAR. Mereka berhasil
mengisolasi dalam jumlah yang mencukupi dari kemelimpahan protein-protein yang
ada pada paru-paru hamster untuk mendapatkan
terminal N, dari polipeptida khusus. Berdasarkan informasi ini mereka
merancang untuk mendegenerasi oligopeptida
dam mempergunakannya untuk mengkloning gen βAR dan akhirnya gen telah berhasil
mereka dapatkan, lebih membahagikan lagi, gen yang didapat merupakan gen yang
utuh, tidak mempunyai intron, yang terdiri dari tujuh helix transmembran dan
sequent rodopsin yang memiliki homologi dengan rodopsin,
Gambaran pertama dari struktur
kristal protein yang populer pada tahun 1950. Sejak itu, sejak para ilmuan
dapat menggunakan X-ray dan dapat menggambarkan ribuan struktur protein. Namun,
sebagian besar dari mereka telah larut dalam air, yang memfasilitasi proses
kristalisasi. Hanya sedikit peneliti yang berhasil menggambarkan protein
terletak di membran lemak dari sel. Dalam air, protein protein memiliki
kelarutan yang rendah seperti halnya minyak, dan mereka cenderung membentuk
gumpalan lemak. Selain itu, GPCRs memliki sifat mobile (mereka mengirimkan
sinyal dengan bergerak), tapi di dalam kristal mereka memiliki bentuk yang
tetap. untuk mengkristalisasinya merupakan tantangan yang besar. Kobilka
memerlukan lebih dari dua dekade untuk menemukan solusi untuk semua masalah
ini.
Pemetaan genom manusia telah
mengungkapkan hampir seribu gen yang kode untuk GPCRs. Sekitar setengah dari
mereka menerima reseptor bau dan merupakan bagian dari sistem penciuman. Sepertiga
dari mereka adalah reseptor untuk hormon dan zat sinyal, seperti dopamin,
serotonin, glukagon prostaglandin, dan histamin. Beberapa reseptor menangkap
cahaya yang jatuh pada mata, sementara yang lain berada di lidah dan memberi
kita indera perasa. Lebih dari seratus reseptor tetap menyajikan tantangan bagi
para ilmuwan. Selain menemukan banyak variasi reseptor, para peneliti, yang
dipimpin oleh Lefkowitz dan Kobilka, telah menemukan bahwa mereka multifungsi,
reseptor tunggal dapat mengenali beberapa hormon di luar sel. Selain itu, di
dalam sel, mereka tidak hanya berinteraksi dengan G-protein, tetapi juga dengan
protein yang lain, misalnya, yang dipimpin oleh protein yang disebut arrestins.
Kenyataan bahwa reseptor ini tidak selalu digabungkan ke G-protein telah
menyebabkan para ilmuwan untuk mulai menyebut mereka sebagai tujuh transmembran
reseptor (7TM), setelah berbentuk spiral string tujuh yang melintasi dinding
sel.
C.
Siklus G-protein activation/deactivation
Beberapa molekul kecil dapat
berperan sebagai agonist, inverse agonist dan antagonist yang memodulasi
aktifitas sellular dengan mengikat GPCRs sehingga menimbulkan respon yang
spesifik. Agonist berperan sebagai pengikat GPCR dan menyetabilkan bentuk
sehingga mengaktivasi protein G yang ada di dalamnya, sedangkan yang bertindak
sebagai penonaktivasi disebut dengan inverse agonist. Antagonist atau inhibitor
berperan sebagai penghambat substansi
agonist dengan cara memblokkir sisi pengikat agonist. Sifat-sifat ini adalah
dasar dari perkembangan pengobatan dan menjadikan GPCRs merupakan target
penting untuk pengobatan. Cotohnya adalah penggunakan senyawa propanol dan
beberapa derivatnya yang digunakan untuk β-blokers yang digunakan untuk meningkatkan detak jantung dan
aliran darah. Contoh dari agonist yang bertugas untuk aktivasi adalah dopamine
dan serotonin yang digunakan untuk mengurangi penyakit parkinsong, migraine dan
kondisi neuropsikiatric. Penggunaan invers agonist adalah meningkatkan avinitas
reseptor GABA yang digunakan untuk mempertajam ingatan dan pembelajaran.
D. Signaling
Sebuah aspek penting dari
mekanisme signaling adalah bahwa ligan tidak melewati membran. Sebaliknya,
sinyal ditransfer ke dalam sel oleh perubahan konformasi dalam protein
reseptor, yang digabungkan dengan peristiwa pengikatan ligan. Peningkatan
konsentrasi agonis di luar sel meningkatkan fraksi reseptor yang terikat ligan.
Protein reseptor di membran
bersifat dinamis dan dapat mengambil sejumlah konformasi, memiliki dua
permukaan yang disebut konformasi aktif dan aktif. Reseptor masing-masing
memiliki afinitas tinggi untuk mengikat senyawa agonist di bagian ekstraselulernya.
Pengikatan agonis menyebabkan konformasi menjadi aktif, dan meningkatkan
afinitas protein G-di bagian dalam sel.
Reaksi kecil di bagian dalam sel
dimulai dengan pertukaran nukleotida dan G-protein terdisosiasi menjadi subunit
(Gα, Gβ dan Gγ,). Gα mengikat dan menstimulasi enzim seperti adenilat
adelnylate. Ini menghasilkan cAMP nukleotida siklik, yang berdifusi dengan
mudah dan berfungsi sebagai “secont messenger”. Protein lainnya dapat
berinteraksi dengan Gβ dan Gγ untuk lebih memodulasi sinyal. Pengaktifan ini
dapat terjadi cukup lama untuk
mengaktifkan beberapa protein G, yang bertujuan menguatkan sinyal. Reaksi G-protein dapat
terasosiasi kembali setelah hidrolisis nukleotida dan dapat masuk kembali
siklus.
Pandangan pertama mengenai
perubahan struktur selama sinyal yang diberikan berasal percobaan biokimia dan
biofisik. Wayne Hubbell dan Gobind Khorana menemukan bahwa gerakan helix 6 sangat
penting dalam mekanisme aktivasi, dengan menggunakan resonansi paramagnetik
elektron (EPR) spektroskopi dan spin-labeled sistein mutan. Rincian transisi struktural
protein lebih lanjut diketahui dari studi menggunakan fluoresensi, inframerah
(IR) dan nuklir spektroskopi resonansi magnet (NMR), terjadi kovalen silang dan
spektrometri massa yang berkombinasi dengan pertukaran proton amida. Hasil
studi ini memberikan rincian lebih lanjut ke dalam transisi struktural pada
bagian ujung, reseptor bebas berbenturan dengan turner kompleks. Ada perubahan
ikatan struktural yang berbeda di sekitar agonis dan reorientasi luas heliks
transmembran.
Seperti protein lain yang bertugas
untuk mengirimkan informasi melalui jarak jauh, kerangka heliks menguatkan
perubahan konformasi kecil di salah satu ujung protein ke dalam perubahan
konformasi yang jauh lebih besar di ujung lain. Heliks membentuk struktur
seperti batang, dan sehingga reseptor 7TM dapat di baying sebagai seikat batang
yang tenggelam dalam membran. Jika bundle
di ujung (sisi NH3) berikatan dengan ligant, bundel membuka seperti buket mawar
di ujung lain. Perubahan kecil dalam jaringan sisi-rantai interaksi di sekitar
lokasi agonis-mengikat merambat ke perubahan struktural yang lebih besar di
sisi intraseluler. Ini membuka tempat pengikatan protein G-dan merupakan sinyal
yang dikirim dari luar ke dalam sel.
Gambar.
Cara kerja 7TM
masing-masing,
protein sub-unit α akan tetap berikatan dengan GTP sedangkan protein subunit β
dan pritein sub-unit γ, masih menjadi kesatuan atau disebut dengan βγ protein compleks.
Protein sub-unit α, dapat berikatan dengan protein target sehingga dapat
menghasilkan signaling lain (secont masangger), begitu juga dengan perotein
sub-unit lainnya yang dapat memicu protein target lain sehingga dapat
menimbulkan efek yang banyak dalam satu ligant agonist saja. Akan tetapi
setelah protein subunit α berfungsi sebagai secont masengger, makat GTP akan
beralih konformasi lagi sehingga akan berganti menjadi GTP, perubahan
konformasi tersebut memicu semua protein sub-unit bergabung kembali.
Gambar. Arrestin sebagai antagonist 7TM
|
KESIMPULAN
Penemuan struktur
atau gambaran G Protein-Coupled Receptors, baik secara sekuen basa nukleotida
dan struktur protein yang ada merupakan penemuan yang luar biasa pada bidang
biokimia, penemuan ini memungkinkan untuk perancangan obat-obatan yang didesain
supaya obat tersebut mampu dikenali oleh receptor.
DAFTAR RUJUKAN
1. Steward K. B. 2007.
The Human Genetic Code- The Human Genome Project and Beyont. (www.
Genetic. Edu. Au)
2. Rosenbaum M. D., Rasmeussen F. G. & Kobilka K. B.
2009. The structure of protein and fungtion of G-protein-coupled receptor.
Insight review. Macmillan 154-363.
3. Lefkowitz R. dan Kobilka K. B. 2012. G-Protein-Coupled
receptors. Kungl. Vetenskaps Akademien
4. Dallman. 2009 video. Youtube. Essential Cell biology, 3 rd
Edition by Albert, Bray, Hopkin, Johnson, Lewis, Raff, Robert, dan Walter. By
Gorland Science
SEGA GENESIS - GAN-GAMING
ReplyDeleteSEGA GENESIS. GENESIS-HANDS. worrione Genesis (JP-EU). NA. NA. NA. https://sol.edu.kg/ SEGA GENESIS-HANDS. goyangfc.com NA. SEGA https://septcasino.com/review/merit-casino/ GENESIS. NA. GENESIS-HANDS. NA. https://vannienailor4166blog.blogspot.com/