Friday, June 5, 2015

APLIKASI MIKROBIOLOGI DALAM BERBAGAI BIDANG

BAB I. PENGANTAR

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang mikrobia. Mikrobiologi dapat diaplikasikan pada berbagai bidang, yaitu bidang pertanian dan lingkungan, pangan dan industri, kesehatan, dan bioteknologi. Di alam ini ada banyak sekali bakteri. Bakteri-bakteri yang terdapat di alam tidak semuanya merugikan atau bahkan berbahaya, justru sebagian besar tidak bersifat patogenik dan berperan sangat besar bagi kehidupan di dunia ini.
Salah satu kajian bidang mikrobiologi adalah bagaimana mikroorganisme dapat bekerja dan memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat manusia. Penggunaan mikroorganisme dapat diterapkan dalam bebagai bidang kehidupan, seperti: bidang pertanian untuk meningkatkan produktifitas hasil pertanian; bidang makanan dan industri untuk menghasilkan produk makanan alternatif yang kaya dengan gizi serta dapat membatasi kerusakan bahan pangan dan hasil olahan makanan. Dalam bidang kesehatan penggunaan mikroorganisme dapat mengetahui lebih dalam tentang penyakit infeksi, penyebarannya serta cara pengobatannya dengan berbagai cara seperti pemberian antibiotika. Dalam bidang bioteknologi penggunaan mikroorganisme diaplikasikan dalam pemulihan dan remediasi lingkungan yang tercemar.
Makalah ini akan membahas tentang aplikasi mikrobiologi dalam bidang pertanian dan lingkungan yang membahas tentang biopestisida dan biofertilizer, pangan dan industri yang membahas tentang penggunaan mikroba dalam produksi makanan dan industri pembuatan bir, wine, dan spirit, kesehatan yang membahas tentang pembuatan antibiotik, vaksin dan hormon insulin, dan bioteknologi yang membahas peran mikroorganisme dalam rekayasa genetika dan pembersihan lingkungan.


 BAB II. PEMBAHASAN

A.    Bidang Pertanian dan Lingkungan
Di bidang pertanian, banyak mirobia yang dimanfaatkan dan berhubungan timbal balik dengan tanaman. Di bidang lingkungan, mikrobia biasanya dimanfaatkan dalam proses pembuatan kompos, penjagaan kualitas air agar tetap bersih dan sehat untuk diminum dan digunakan sehari-hari, maupun secara alami merombak jasad mati di sekitarnya. Contohnya saja, untuk meningkatkan produktivitas dan tetap menjaga kualitas hasil pertanian kini banyak orang mulai menggunakan biopestisida dan biofertilizer.
Biopestisida ini berasal dari agen hayati yang ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan. Biopestisida biasanya bekerja secara antagonis spesifik terhadap hama dan penyakit yang menyerang tanaman pertanian. Oleh karena sifatnya yang antagonis spesifik, biopestisida hanya menyerang hama dan penyakit target sehingga tidak membahayakan tanaman pertanian dan manusia yang memakan produk pertanian itu. Biopestisida dapat berupa biofungisida dan bioinsektisida. Salah satu contoh biofungisida yang digunakan di Indonesia yaitu pemanfaatan Trichoderma harzianum. Mikroba yang dapat mengendalikan hama tanaman antara lain yaitu Bacillus thurigiensis (BT).
Trichoderma harzianum dapat menjadi hiperparasit pada beberapa spesies jamur penyebab penyakit tanaman (Gambar 2.1.). Cara kerja agen pengendali hayati yang bersifat antagonis dalam menekan populasi atau aktifitas pathogen tumbuhan dapat berupa kompetisi, hiperparasitisme dan antibiosis. Jamur Trichoderma harzianum bekerja dengan memproduksi senyawa racun berupa trichodermin, trichodermol dan chrysophanol yang dapat menyebabkan lisis pada hifa jamur lain. Kelebihan lain dari T. harzianum adalah mampu membentuk koloni dengan sangat cepat di daerah perakaran tanaman (rhizosfer) sehingga seperti mantel yang melindungi akar tanaman dari serangan jamur penyakit, mempercepat pertumbuhan tanaman, dan meningkatkan hasil produksi tanaman.




 Gambar 2.1. Trichodema harzianum menginfeksi jamur parasit yang lain
Bacillus thuringiensis bekerja sebagai bioinsektisida dengan cara mengeluarkan racun di saluran pencernaan serangga (Gambar 2.2).


Gambar 2.2. Proses kerja Bacillus thuringiensis sebagai bioinsektisida
Pemanfaatan mikroba tanah untuk meningkatkan dan mempertahankan kesuburan tanah dalam sistem pertanian sangat penting. Beberapa mikroba tanah seperti Rhizobium, Azospirillum dan Azotobacter, bakteri pelarut fosfat, ektomikoriza, dan endomikoriza dapat dimanfaatkan sebagai biofertizer pada pertanian organik. Bioferlizer berfungsi antara lain untuk membantu penyediaan dan mempermudah penyerapan hara bagi tanaman, membantu dekomposisi bahan organik, menyediakan lingkungan rhizosfer yang lebih baik sehingga pertumbuhan dan produksi tanaman akan meningkat. Oleh karena itu, sekarang banyak dikembangkan pemupukan tanaman menggunakan biofertilizer. Salah satubiofertilizer yang akan dibahas di sini adalah Rhizobium dan Azospirillum.
Bakteri Rhizobium adalah salah satu contoh kelompok bakteri yang berkemampuan sebagai penyedia hara bagi tanaman yang bekerja dengan cara menambat N bebas dari udara. Dalam bekerja, Rhizobium bersimbiosis dengan akar tanaman legum dan membentuk bintil-bintil pada akar. Azospirillum mempunyai potensi cukup besar untuk dikembangkan sebagai pupuk hayati. Bakteri ini banyak dijumpai berasosiasi dengen tanaman jenis rerumputan, termasuk beberapa jenis serealia, jagung, cantel, dan gandum. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri ini tidak menyebabkan perubahan morfologi perakaran, meningkatkan jumlah akar rambut, menyebabakan percabangan akar lebih berperan dalam penyerapan hara. Keuntungan lain dari bakteri ini, bahwa apabila saat berasosiasi dengan perakaran tidak dapat menambat nitrogen, maka pengaruhnya adalah meningkatkan penyerapan nitrogen yang ada di dalam tanah.
B.   Aplikasi Mikrobia dalam Bidang Pangan dan Industri
Pertumbuhan populasi manusia yang pesat dimana dalam 40 tahun terakhir mencapai 2 kali lipat dari sebelumnya, mengharuskan tersedianya pemenuhan kebutuhan  dasar pangan manusia dalam jumlah besar. Hasil murni pertanian, peternakan, ataupun perkebunan, dirasa tidak mencukupi kebutuhan nutrisi dan gizi manusia. Pengembangan dari teknologi pangan tepat guna adalah salah satu cara untuk mengatasi problematika di atas. Dalam hal ini peran mikrobia yang terkaji dalam lingkup mikrobiologi menjadi sangat penting mengingat abilitas fermentasinya untuk mengubah bahan makanan biasa menjadi bahan pangan yang sarat nutrisi. Berikut akan dijelaskan keterkaitan antara pengembangan produksi makanan dan minuman dengan mikrobia yang menguntungkan pada ranah Industri.
B.1. Produksi Makanan
 Penggunaan mikrobia dalam dunia pangan antara lain tampak dalam produksi: roti, olahan susu, cuka, sauerkraut, olahan kedelai, dll. Tabel 3.1 menunjukkan produk yang dihasilkan menggunakan bantuan mikroba, beserta jenis mikrobanya.
Tabel 2.1. Beberapa Hasil Produk Fermentasi Beserta Mikrobia
No.
Produk
Fermentor
Produksi
1
Roti
Ragi, Saccharomyces cerevisiae
Fermentasi pada suhu ± 25OC dalam beberapa jam, ragi menghasilkan sedikit alcohol dan banyak CO2. CO2 membuat roti mengembang.
2
Yogurt
Streptococcus thermophilus, Lactobacillus bulcaricus
Biasa disebut krim asam. Asam laktat 2-3% yang dihasilkan pada proses fermentasi menyebabkan susu mengental.
3
Keju
Brevibacterium linens, Penicillium camemberti, Penicillium roquerforti, Propionibacterium sp.
dll.
Bl dan Pc mengeluarkan enzim proteolitik, sedang Lipase pada Pr melepaskan asam lemak berantai pendek seperti butirat, kaproat, dan kaprilat yang membuat variasi rasa pada keju. Propionibacterium memproduksi asam propionat, asam asetat, dan CO2, membuat tekstur keju berlubang-lubang (keju swiss).
4
Cuka
Acetobacter aceti
Mengandung 4% asam asetat.
5
Sauerkraut dan Pickles
Lactobacillus sp., Leuconostoc mesenteroides
Asinan kubis dan mentimun. Dibutuhkan dalam pengawetan makanan.
6
Tempe
Rhizopus oryzae, Rhizopus olygosporus.
Hifa jamur melakukan penetrasi ke dalam biji untukselanjutnya terjadi fermentasi tempe. Nutrisi tempe lebih tinggi daripada kedelai biasa.
7
Kecap
Aspergilus oryzae, Pediococcus soyae, Torulopsis sp., Aspergilus rouxii
Aspergilus oryzae memfermentasi zat tepung menjadi glukosa. Glukosa diubah menjadi asam dan alcohol oleh mikrobia lainnya.
B.2. Industri Bir, Wine, dan Spirit
         Secara umum, minuman keras seperti bir, wine, whiskey, dll dibuat dari fermentasi biji atau buah. Wine terbuat dari anggur, bir dari biji-bijian sereal, misalnya barley. Agen fermentasinya adalah Saccharomyces sp. Setelah proses fermentasi selesai dan dihasilkan berbagai macam jenis alcohol, maka bir didistilasi untuk memisahkan antara alcohol dengan materi lain yang tidak dipergunakan.

 
       Gambar 2.3. Proses Fermentasi Bir.
                   Sumber : Jacquelyn G Black. Microbiology: Principles and Exploration 8th Edition
  
B.2. Industri Penting Lainnya
Ruang lingkup mikrobiologi dalam bidang industri memang sangat luas. Mikroorganisme dapat digunakan sebagai agen sebagai agen pemroduksi bahan-bahan berguna bagi manusia seperti bahan bakar (biofuels), bahkan digunakan sebagai pengekstrak logam dan mineral seperti tembaga, besi, uranium, arsenic, timah, seng, kobalt, dan nikel.
C.    Bidang Kesehatan
C.1. Antibiotik
  Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme tertentu dan berfungsi untuk menghambat pertumbuhan organisme lain yang ada di sekitarnya. Antibiotika dapat diperoleh dari jamur atau bakteri yang diproses dengan cara tertentu. Pembuatan antibiotik dilakukan dengan fermentasi.
  Proses fermentasi penisilin didahului oleh tahapan seleksi strain Penicillium chrysogenum pada media agar dan perbanyakan. Penicillium chrysogenum yang dihasilkan dapat mencapai konversi yield maksimum sebesar 13 – 29 %. Hasil tersebut difermentasi ke dalam fermentol pada suasana asam (pH 5,5). Selama proses fermentasi berlangsung dilakukan pengadukan, sementara udara steril dikeluarkan kedalam fermentol. Temperatur operasi dijaga konstan selama fermentasi penisilin berlangsung dengan cara mensirkulasikan air pendingin. Kapang aerobik dibiarkan tumbuh selama 5 – 6 hari saat gas CO2 mulai terbentuk. Ketika penisilin ini dihasilkan jumlahnya telah maksimum, maka cairan hasil fermentasi tersebut didinginkan hingga 28oF (2oC), dan dimasukkan kedalam rotari vacum filter untuk memisahkan miselia dan penisilin. Miselia akan dibuang, sehingga diperoleh filtrat berupa cairan jernih yang mengandung penisilin. Tahap ekstraksi dan Kristalisasi dilakukan untuk mendapatkan penisilin yang siap dikonsumsi. Jamur Penicillium notatum dan Penicillium crysogenum  mengeluarkan zat penisilin yang dapat mematikan bakteri yang hidup disekitarnya. Karena kemampuannya zat penisilin dibuat sebagai antibiotik.
C.2. Vaksin
  Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme lain. Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga tidak menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau hasil-hasil pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa virus, dsb). Vaksin akan mempersiapkan sistem kekebalan manusia atau hewan untuk bertahan terhadap serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin. Vaksin juga bisa membantu sistem kekebalan untuk melawan sel-sel degeneratif (kanker).
  Contoh vaksin yang mudah dikembangkan adalah pembuatan virus polio inaktif. Mikroorganisme yang digunakan adalah Poliovirus yang merupakan virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda. Proses produksi vaksin inaktif polio secara umum melalui penyiapan medium (sel vero) untuk pengembangbiakan virus, penanaman atau inokulasi virus, pemanenan virus, pemurnian virus dan inaktivasi virus.




                Gambar 2.4. Proses Pembuatan Vaksin
C.3. Hormon Insulin
 Rekayasa DNA dapat digunakan untuk memproduksi hormon. Hormon-hormon yang telah diproduksi, misalnya insulin, hormon pertumbuhan, kortison, dan testosteron. Contohnya adalah hormon insulin manusia yang dihasilkan dengan bantuan Escherechia coli. Produksi insulin dapat dilakukan dengan cara mentransplantasikan gen-gen pengendali hormon tersebut ke plasmid bakteri. Keberhasilan memindahkan gen insulin manusia ke dalam bakteri sudah dapat diperoleh, yaitu melalui bakteri-bakteri yang tumbuh dengan metode fermentasi. Teknik Plasmid bertujuan untuk membuat hormone dan antibodi. Misal untuk membuat hormon insulin dengan teknik plasmid. Gen atau DNA dipotong dengan Enzim Endonuklease Restriksi Gen atau DNA disambung dengan Enzim Ligase.
 Langkah dalam pembuatan insulin yaitu mengisolasi plasmid dari E. coli. Plasmid merupakan salah satu bahan genetik bakteri yang berupa untaian DNA berbentuk lingkaran kecil. Pemotongan segmen plasmid menggunakan enzim restriksi endonuklease, sementara itu DNA yang di isolasi dari sel pankreas dipotong pada suatu segmen untuk mengambil segmen pengkode insulin. Pemotongan dilakukan dengan enzim yang sama. DNA kode insulin tersebut disambungkan pada plasmid menggunakan bantuan enzim DNA ligase. Hasilnya adalah kombinasi DNA kode insulin dengan plasmid bakteri yang disebut DNA rekombinan. DNA rekombinan yang terbentuk disisipkan kembali ke sel bakteri. Bakteri E. coli berkembangbiak, maka akan dihasilkan koloni bakteri yang memiliki DNA rekombinan. Setelah tumbuh membentuk koloni, bakteri yang mengandung DNA rekombinan diidentifikasi menggunakan probe. Probe adalah rantai RNA atau rantai tunggal DNA yang diberi label bahan radioaktif atau bahan fluorescent dan dapat berpasangan dengan basa nitrogen tertentu dari DNA rekombinan. Pada langkah pembuatan insulin ini probe yang digunakan adalah ARNd dari gen pengkode insulin pankreas manusia. Memilih koloni bakteri mana yang mengandung DNA rekombinan, caranya adalah menempatkan bakteri pada kertas filter lalu disinari dengan ultraviolet. Bakteri yang memiliki DNA rekombinan dan telah diberi probe akan tampak bersinar. Bakteri yang bersinar inilah yang kemudian diisolasi untuk membuat strain murni DNA rekombinan. Dalam metabolismenya, bakteri ini akan memproduksi hormon insulin.
  
 
                        Gambar 2.5. Proses Pembuatan Insulin
D.  Bidang Bioteknologi
Bioteknologi  merupakan ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip biologi yang memanfaatkan jasad  hidup  untuk  meningkatkan potensi makhluk  agar menghasilkan produk  dan jasa yang bermanfaat.  Penerapan  bioteknologi  biasanya menggunakan mikroorganisme. Mikroorganisme   memiliki peranan yang sangat penting  dalam pengembangan bioteknologi di berbagai bidang kehidupan.  
Aplikasi  mikroorganisme dalam bioteknologi diantaranya sebagai berikut:
D.1. Rekayasa Genetika
Rekayasa  Genetika  merupakan teknik biologi modern saat ini. Rekayasa genetika melibatkan pemindahan gen atau lebih dikenal dengan  Transgen, yaitu menyisipkan/ mengintroduksikan   gen asing yang  ada  pada organisme tertentu  kedalam organisme lain  sehingga  mampu mengekspresikan gen asing  tersebut.
·      Transgenik pada Tumbuhan
Berbagai  peneliti  dari ilmuwan  pertanian  sekarang mampu  memberikan gen-gen  pengkode sifat-sifat yang bermanfaat  pada sejumlah tanaman pangan, misalnya sifat penundaan pematangan buah peningkatan nilai gizi  serta resistensi terhadap pembusukan dan penyakit. Gen ini dapat ditransfer dari tumbuhan yang lain dengan menggunakan sebuah vector ( pembawa DNA) berupa  plasmid.
Vektor yang paling umum digunakan  untuk mengintroduksikan tanaman adalah sebuah plasmid, disebut plasmid Ti ( Ti plasmid) dari bakteri tanah Agrobacterium tumefaciens. Plasmid ini mengintegrasikan salah satu DNA nya, dikenal dengan DNA T, kedalam DNA kromosom sel tanaman inangnya. Plasmid Ti rekombinan ini selanjutnya diintroduksikan kedalam kultur sel melalui metode elektroporasi, yaitu  sel tanaman yang akan menerima gen asing harus mengalami pelepasan dinding sel  hingga menjadi  protoplas (sel yang kehilangan dinding sel. Selanjutnya sel diberi kejutan listrik dengan voltase tinggi untuk membuka pori-pori membran sel tanaman sehingga  DNA  asing dapat masuk ke dalam sel dan bersatu (terintegrasi) dengan DNA kromosom tanaman.
Kemudian, dilakukan proses pengembalian dinding sel tanaman. atau dikembalikan pada Agrobacterium yang kemudian diberikan sebagai suspensi cair untuk  menginfeksi suatu tanaman yang dikehendaki atau pada sel- sel tanaman yang dikultur. Begitu plasmid diambil oleh sel tanaman, DNA T nya berintegrasi kedalam DNA kromosom sel . Hasil akan menunjukkan bahwa sel-sel yang telah tertransformasi pembawa transgen yang dikehendaki dapat meregenerasi tanaman utuh yang menunjukkan sifat baru yang diberikan oleh transgen.


    Gambar 2.6. Proses Pemanfaatan Mikroba dalam Rekayasa Genetika
·      Budidaya Hewan
Teknologi DNA memungkinkan ilmuwan menghasilkan hewan transgenic yang mempercepat proses pembiakan selektif. Tujuannya menciptakan hewan transgenic yang sama dengan tujuan pembiakan tradisional, misalnya dengan membuat bulu domba dengan kualitas wol yang lebih baik, sapi yang dewasa dalam jumlah singkat.
D.2. Pembersihan  Lingkungan
Para ahli bioteknologi  mampu mentansfer gen gen pengkode protein kemampuan metabolisme yang berharga  dari suatu mikrobia tertentu  kedalam  mikroorganisme lain, yang digunakan untuk mengatasi masalah lingkungan.
Saat ini banyak bakteri yang mampu mengekstraksi logam berat seperti tembaga timbel, dan nikel dari lingkungan yang menggabungkan logam-logam itu menjadi senyawa tembaga sulfat atau timbel sulfat. Mikroba yang direkayasa genetic bisa menjadi  penting dalam penambangan mineral maupun pembersihan  limbah pertambangan yang kaya toksik, karena kemampuannya dalam mendegradadi hidrokarbon dan senyawa kimia lainnya. Sehingga dapat digunakan di pusat limbah cair atau mengolah limbah  sebelum dilepas  ke lingkungan. Salah satu mikroba yang berperan dalam mengekstraksi logam berat: Nitrobacter sp
Biofuel atau bahan bakar hayati dari tanaman pangan seperti jagung , kedelai dan singkong. Dalam teknik ini tidak ada rekayasa genetika yang terlibat akan tetapi Untuk menghasilkan etanol, pati yang dibuat secara alamiah oleh tumbuhan diubah menjadi gula yang kemudian difermentasikan oleh mikroorganisme. Proses ini mampu menghasilkan bahan bakar yang ramah lingkungan.

 BAB III. PENUTUP
SIMPULAN
1.      Aplikasi mikrobiologi dalam bidang pertanian dan lingkungan yaitu biopestisida dengan memanfaatkan Trichoderma harzianum sebagai agen pengendali hayati untuk menekan penyakit layu pada tanaman dan  Bacillus thuringiensis sebagai insektisida.
2.      Aplikasi mikrobiologi dalam bidang pangan dan industri dengan memanfaatkan bebagai macam mikroorganisme Saccharomyces cerevisiae, Streptococcus thermophilus, Lactobacillus bulcaricus, Brevibacterium linens, Penicillium camemberti, Penicillium roquerforti, Propionibacterium sp, Acetobacter aceti, Lactobacillus sp., Leuconostoc mesenteroides, Rhizopus oryzae, Rhizopus olygosporus, Aspergilus oryzae, Pediococcus soyae, Torulopsis sp., Aspergilus rouxii melalui fermentasi.
3.      Aplikasi mikrobiologi dalam bidang kesehatan dengan memanfaatkan Penicillium chrysogenum untuk pembuatan antibiotik, virus dalam pembuatan vaksin, dan plasmid bakteri untuk pembuatan hormon insulin.
4.      Aplikasi mikrobiologi dalam bioteknologi dengan memanfaatkan plasmid TI dari Agrobacterium tumifaciens untuk rekayasa genetika dan Nitrobacterium sp. dalam pembersihan lingkungan.


Daftar Pustaka

Black, Jacquelyn G. 2012. Microbiology: Principles and Exploration 8th Edition. USA : John Wiley & Sons, Inc.
Prasetyo, Budi. 2011. Peranan Bakteri dibidang Pertanian. http://adsberbagi.blogspot.com/2011/12/peranan-bakteri-di-bidang-pertanian.html. Diakses tanggal 16 September 2012.
Prihatini, T., A. Kenjtanasari, dan Subowo. 1996. Pemanfaatan Biofertilizer untuk     Peningkatan Produktivitas Lahan Pertanian. Jurnal Litbang Pertanian XV (1).
      Campbell.  Biologi Edisi Kedelapan. Jilid 1 . 2010. Jakarta: Erlangga.

Abbas AK, Lichtman AH. Antibodies and antigens. In: Schmitt WR, Krehling H, editors. Cellular and molecular immunology. 5th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2005. p. 43-64.

Riswahyudi, A. H. & Syahrudin, Elisna. 2011. Mikrobiologi Kesehatan. Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI-RS Persahabatan, Jakartahttp://www.klikpdpi.com/jurnal.



0 comments:

Post a Comment